Kamis, 30 Oktober 2008

Pensil Itu . . .

. Kamis, 30 Oktober 2008

Kali ini saya ingin menceritakan kepada Anda sebuah kisah penuh
hikmah dari sebatang pensil. Dikisahkan, sebuah pensil akan segera
dibungkus dan dijual ke pasar. Oleh pembuatnya, pensil itu
dinasihati mengenai tugas yang akan diembannya. Maka, beberapa
wejangan pun diberikan kepada si pensil. Inilah yang dikatakan oleh
si pembuat pensil tersebut kepada pensilnya.

"Wahai pensil, tugasmu yang pertama dan utama adalah membantu orang
sehingga memudahkan mereka menulis. Kamu boleh melakukan fungsi apa
pun, tapi tugas utamamu adalah sebagai alat penulis. Kalau kamu
gagal berfungsi sebagai alat tulis. Macet, rusak, maka tugas utamamu
gagal."


"Kedua, agar dirimu bisa berfungsi dengan sempurna, kamu akan
mengalami proses penajaman. Memang meyakitkan, tapi itulah yang akan
membuat dirimu menjadi berguna dan berfungsi optimal".

"Ketiga, yang penting bukanlah yang ada di luar dirimu. Yang
penting, yang utama dan yang paling berguna adalah yang ada di dalam
dirimu. Itulah yang membuat dirimu berharga dan berguna bagi
manusia".

"Keempat, kamu tidak bisa berfungsi sendirian. Agar bisa berguna dan
bermanfaat, maka kamu harus membiarkan dirimu bekerja sama dengan
manusia yang menggunakanmu".

"Kelima. Di saat-saat terakhir, apa yang telah engkau hasilkan
itulah yang menunjukkan seberapa hebatnya dirimu yang sesungguhnya.
Bukanlah pensil utuh yang dianggap berhasil, melainkan pensil-pensil
yang telah membantu menghasilkan karya terbaik, yang berfungsi
hingga potongan terpendek. Itulah yang sebenarnya paling mencapai
tujuanmu dibuat".

Sejak itulah, pensil-pensil itu pun masuk ke dalam kotaknya,
dibungkus, dikemas, dan dijual ke pasar bagi para manusia yang
membutuhkannya.

Kawan, pensil-pensil ini pun mengingatkan kita mengenai tujuan dan
misi kita berada di dunia ini. Saya pun percaya bahwa bukanlah tanpa
sebab kita berada dan diciptakan ataupun dilahirkan di dunia ini.
Yang jelas, ada sebuah purpose dalam diri kita yang perlu untuk
digenapi dan diselesaikan.

Sama seperti pensil itu, begitu pulalah diri kita yang berada di
dunia ini. Apa pun profesinya, saya yakin kesadaran kita mengenai
tujuan dan panggilan hidup kita, akan membuat hidup kita menjadi
semakin bermakna.


http://profiles.friendster.com/66959012
http://ramdani1428.wordpress.com/2008/08/24/filosofi-pensil/

0 komentar: